Rabu, 20 Februari 2013

Microdiscectomy

Disclaimer: Untuk alasan privasi, nama dokter dan nama rumah sakit tidak akan kami sebutkan. Jika ada yang ingin mengetahui lebih lanjut, dipersilakan kontak langsung.

Selasa lalu Ari akhirnya memutuskan untuk operasi untuk mengatasi HNP nya. Kalau yang belum tau apa itu penyakit HNP baca di sini. Jujur aja awalnya aku nggak nyangka dia bisa bilang 'oke' untuk sebuah surgery, but he did it! And i'm so proud of him that he did. Soalnya ini udah mentok tok tok, sudah 3 tahun lebih dia mengalami sakit panggul yang kambuh-kambuhan. Bahkan yang terakhir dia sampai bilang ke aku, "Aku nggak mau tidur. Kalo tidur soalnya sakit banget, nightmare buat aku.." Dan dia jarang tidur malam. Sekarang dia milih dokternya sendiri berdasarkan rekomendasi dari salah satu teman yang pernah operasi sama dokter itu juga dengan kasus yang sama. Temennya itu operasi tahun 2001 sampai sekarang alhamdulillah sehat-sehat aja.

Beberapa saat setelah Ari masuk operating theater, dokternya manggil "Keluarganya pak Ari?" Kita semuanya langsung berdiri. "Nanti masuk ya, nonton operasinya lewat monitor.." Aseeekk...

Jadi nama operasinya microdiscectomy. Basically microdiscectomy itu adalah suatu prosedur me-release suatu penekanan saraf akibat penonjolan diskus, atau disebut juga suatu prosedur dekompresi. Kurang lebih ilustrasinya begini..

Gambar diambil dari sini
Jadi dibuat lubang kecil di tulang belakangnya untuk mengambil menonjolan discus yang menekan saraf tadi. Nah, ternyata tindakannya nggak sampai di situ aja. Dokternya juga ngasih interspinous device yang kurang lebih fungsinya mengganjal sendi antartulang belakang itu. Bentuknya setelah dipasang kaya gini..

untuk lihat full range of motionnya di sini
Kita ngeliat pas dipasang implantnya itu, tulang belakang Ari didongkrak dikit. Kata dokternya celah sendinya menyempit. Weeww, kayanya Ari tambah tinggi beberapa milimeter. Dan setelah semua terpasang, baru ditutup kembali lapis demi lapis. Serunya pas liat monitor, kita semua pada nebak-nebak mana yang atas-bawah, dan kiri-kanan.

Waktu di recovery room aku dipanggil, dan Ari keliatan menggigil kedinginan. Kasian liatnya, apalagi sampai balik ke kamar juga masih menggigil. Jadi AC dimatiin dan selimutnya didobel plus dimasukin botol air anget di bawah selimut. Sayangnya aku nggak bisa cuti kerja, jadi siang mesti masuk kantor.. *nangisgerung-gerungdalamhati*

Trus yg bikin aku tambah sedih, sorenya ada pasien aneh.. Pasien ini keluhannya perut nyeri, sebelumnya mencret, jadi tinggal kembung-kembungnya doang. Dia curhaaattt lamaa banget, cerita di UGD sebelumnya dia dapet obat ini-itu trus dia minum semua malah perutnya nggak enak. Trus dia complain kenapa pasien sebelum dia lama banget (pasien psikosomatis yang nggak curhatnya lamaaa juga). Trus aku cerita sekilas "Suami saya baru dioperasi bu, tadi saya tinggal masih teler dan menggigil.. " eh tau nggak pasiennya bilang apaaa???

"Ooh, kepikiran ya dok.. Tapi dokter jangan salah diagnosa saya ya!" nggak ada empatinya samsek..

HHHUANNJE***NG, jedokin kepala ke tembooookk.. ehm, pardon my french.. Emang yah, di saat keluarga kita ada yg sakit, kita dituntut untuk lebih mementingkan orang lain. Mau nangis rasanya, tapi aku tahan. Aku jadi ngerti kenapa dokter-dokter senior pada banyak yang cuek bebek dan  nggak peka. Mereka sudah terlalu sering digituin pasien. Jadi maafkanlah kami kalau ada yang keliatan nggak peka, pengalaman seperti inilah yang membentuk kami.

Regards,
Wida






2 komentar:

  1. Hai mba,

    Saya juga mengalami HNP dan sepertinya akan memilih jalur operasi. apakah saya bisa diberitahu dokter, dan total biaya operasinya?
    terima kasih banya

    BalasHapus
  2. oiya mba mungkin jawabannya bisa diemailkan ke saya erlinda_aina@yahoo.com terima kasih

    BalasHapus