Selasa, 25 September 2012

Pengalaman Menyusui

Sampai saat ini, kalau dihitung, aku udah nyusuin selama 13 bulan dan 25 hari. Memang sih ini tekadku sejak hamil, pengen nyusuin dan insya Allah sampai 2 tahun. Sejak hamil aku sudah banyak baca-baca tentang breast feeding dan kebetulan teman kantor ada yang konselor laktasi. Jadi lumayan lah supportnya.

Kenapa aku ngotot nyusuin?? Oke, ini flash back ke waktu-waktu aku masih di bangku SD. Waktu kecil aku tuh alergiaaannn bangeet. You name it lah! Awalnya gatel-gatel di siku, trus lama-lama ada asma segala. Pas gede asmanya bukannya berkurang malah nambah yang namanya rhinnitis alergika, itu pilek yang bersin-bersin tiap pagi (terakhir pas kuliah aku tau ini namanya allergic march, kita bahas kapan-kapan). Memang waktu kecil aku nyusu kuat banget, pake susu kaleng sejuta umat yang ada "aku dan kau".

Setelah dicari-cari, waktu SD aku allergi nangka, udang, sama kapuk (yang terakhir bikin asmaku kumat sampai sekarang). Udah kan, tapi pas SMA kok masih menetap, pasti ada penyebab lain ini? Trus waktu SMA biasa kaan, pengen diet jadi suka kadang minum susu, kadang enggak, atau pindah-pindah merek susu non-fat. Nah, ternyata sodara-sodara, kambuhnya batuk dan asma malam hari itu karena pas rutin minum susuuu.. Eyaaaa, yaudah di stop lah itu susu sapi.

Trus ibuku yang baik hati rajin bikinin aku susu kedele. Bener-bener BIKIN ya! Beli kedelai kiloan, trus direndam semalam, paginya dikupas, diblender, diperes (aku ikut bantuin soalnya), trus direbus pake daun pandan. Itu aromanyaaaa.. Hmmmm, wangiiiii... Mulailah aku minum susu kedelai. Sayang, ternyata asmaku kumat lagiii!! Huaaaa, jadi aku alergi protein sapi dan protein soya! *tapi kok tahu tempe masih bisa ya? apa karena fermentasi?*

Long story short, aku baca bukunya si Hiromi Shinya yang The Miracle of Enzyme. Walaupun buku itu masih kontroversial, tapi ada benernya juga si dokter bedah digestif itu. Dikatakan di situ, si dr.Shinya ini benci banget sama yang namanya susu karena memicu SLE pada istrinya dan Crohn pada anaknya, cmiiw.  Sejak saat itu aku minum susu dan kedelai untuk rekreasi aja, walaupun malamnya pasti batuk-batuk. *hahaha, bandel!*

Sooo, setelah aku hamidun, mulailah aku bertekad harus ASI!!!

Berikut aku pengen share tips keberhasilan menyusui, terutama untuk ibu bekerja. Ini tidak lain supaya makin banyak ibu bekerja bisa memberikan ASI pada anaknya. Yuk, marii..

1. Sediakan dana untuk beli breast pump yang mumpuni. Bagiku ini Medela Swing sama kaya Sasa (bisa dilihat review di sini). Untuk yang belum punya, silakan beli dulu yang manual dan tidak terlalu mihil baru deh coba-coba merek lain (baca: minjam buat nge-test). Atau lebih bagus lagi kalau bisa marmet (hail to Eky perawat UGD-ku yang bisa marmet!!). Begini penampakannya
Gambar diambil di sini

2. Beli peralatan perang esensial untuk menyimpan ASIP seperti cooler bag berseta ice packnya, botol kaca ASIP (aku belinya yang tutup karet), apron. Bagiku kulkas yang deep freezer nggak esensial sih. Soalnya aku bukan ibu-ibu yang menyetok ASI nya sampe se-freezer. Sistemku kejar tayang, perah hari ini untuk besok. Jadi gak ada alasan yang gak nyetok ASIP sekulkas gak bisa nyusuin! Berikut contoh coolerbag aja ya. Lainnya tinggal di search aja banyak kok.

Gambar diambil di sini
3. Baca-baca tentang manajemen ASIP, terutama suhu penyimpanan. Penting banget ini!!! Banyak kok website-nya. Di box-nya Medela juga ada, di bukunya William Sears  The Baby Book juga ada. Salah satunya kaya gini..
Gambar diambil di sini

4. Nah, tips selanjutnya ini waktu aku hamil belum ada di tempat kerjaku. Kunjungilah klinik laktasi terdekat untuk kontak 1. Jadi WHO tuh sebenarnya sudah mencanangkan 7 kontak untuk keberhasilan menyusui. Biasanya pas kontak 1 itu kita datangnya pas hamil 28 minggu. Isinya ngapaiiin? Isinya edukasi tentang menyusui, what to expect, tujuannya tidak lain untuk menambah pengetahuan ibu supaya pas nanti lahiran gak blank sama sekali tentang menyusui.

5. Pilihlah DSOG dan DSA yang pro ASI, kalau bisa DSA nya yang IBCLC (International Board Certified Lactation Consultant). Atau bidan yang pro ASI. Tanyakan bisa IMD apa tidak? Kalo yang pro ASI harusnya dikasih dooong..

6. Ikut peer group yang support ASI, jelaskan ke kakek dan nenek si jabang bayi kalau kita mau kasih ASI. Ini penting banget! Soalnya kadang kitanya sudah bertekad kuat, tapi lingkungan yang kurang mendukung. Banyak kok contohnya, salah satunya AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia).

7. Semangat semangat dan semangaaattt!! Psikologis kita sangat mempengaruhi pengeluaran ASI soalnya. Jadi kalau ada uneg-uneg segera keluarkan dan kembalikan pada Allah SWT:)

Nah, sekian celotehan saya tentang tip keberhasilan menyusui. Itu kondisi idealnya yaaaa.. Kalau nggak ideal bagaimanaaa? Masih bisa ASI eksklusif gak? Ya bisalah, orang dulu kondisiku tidak ideal, hehehe... Jadi, ayo kita semangat kasih ASI!

Again, this is my opinion. I try not to be judgemental. Memang ada beberapa indikasi perlu diberikan sufor, dan aku menghormati itu.


Regards,
Wida


1 komentar: