Sabtu, 22 September 2012

Pasien Cerdas

Posting berikut ini terinspirasi oleh blognya Sasa, tepatnya blog post yang ini. Karena aku kerja rumah sakit, jadi setiap hari ketemu orang yang macem-macem maunya. Ada yang kaya, ada yang tidak mampu, ada pinter, ada yang oon.. Intinya mereka kalau sakit maunya datang, periksa trus cepat sembuh. Well, pada beberapa kasus bisa sih obatnya sekali dua kali minum langsung ces pleng, jos gandos, trus sehat bugar. Tapi  pada kasus lainnya tidak jarang kita harus pakai pendekatan wait and see..

Soo, berikut ini akan saya bahas tips-tips bagaimana caranya supaya jadi pasien yang cerdas. Oya, sebelumnya poin-poin di bawah pernah saya twit di akun saya @nwidayanti. Jadi kalau ada yang pernah baca, ya kurang lebih mirip lah..

1. Bila anda sakit, usahakan cari tau tentang penyakit anda. Paling gampang lihat internet. Informasi dari internet hendaknya ditampung dulu yaa, bukan ditelan mentah-mentah. Lalu buatlah daftar pertanyaan.
Misal: di internet ketemu artikel tentang kanker cervix, nah ambil tuh yang penting-penting buat ditanyain

2. Jangan coba-coba minum antibiotik bila tidak diresepkan!! Apalagi yang minumnya kaya kacang!!
Misal: D: ooo, batuk pilek ya pak.. sudah minum obat apa saja? 
          P: Biasanya kalo kaya gini saya cocoknya minum Thiamphenicol 2 kali sehari, dok!
Hedehh, udah indikasinya gak tepat dosisnya salah pula! maaakkkk *tepokjidat* Ingat tidak semua penyakit dapat diobati dengan antibiotik. Penyakit yang disebabkanoleh virus kadang hanya perlu istirahat saja untuk sembuh

3. Bila tiba saatnya anda ke dokter, siapkan list pertanyaan tadi. Jangan takut bertanya! Diskusikan rencana anda dengan dokter. Bila memang diperlukan pemeriksaan penunjang, mintalah penjelasan tentang hasilnya. Dokter senang dengan pasien yang kooperatif dan terbuka untuk diskusi, bukan pasien yang resistan terhadap edukasi.

4. Jangan sekali-kali minta dokter untuk memanipulasi diagnosa demi klaim asuransi!! Kalau asuransi tau, anda bisa di black list! Saya tau biaya pengobatan mahal, tapi ya jangan gitu lah.. Ngono ning yo ojo ngono..
Misal: P: Dok saya mau cek lab untuk Hepatitis bisa? 
          D: Keluhannya apa?
          P: Gak ada dok. Untuk vaksin, tapi biar dibayarin asuransi.. 
          D: Maksud loh? *tobat paak*

5. Jangan pernah percaya sama hasil lab dan radiologi 100%. Apalagi mendasarkan diagnosa hanya pada lab dan radiologi. Ingat itu hanya pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang itu ada research-nya lo, dan statistiknya TIDAK pernah ada yang menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas 100%.
Misal: P: dok saya batuk pilek, ada demam juga sudah sejak kemarin. Minta di cek Widal sekalian, siapa tau tifus.
          D: pak, saya periksa dulu ya. Kemungkinan besar demamnya dari batuk dan pileknya. 
Lagian periksa Widal biasanya dilakukan pada akhir minggu pertama demam, which is biasanya di atas demam hari ke-5. Dan parahnya lagi, Widal sudah nggak dipake lagi di luar negri karena tidak akurat-.-"
Kalau mau pemeriksaan penunjang yang paling mantap, tanyakan sama dokternya, " Ada gold standard diagnostiknya gak?"

6. Bila dokter meresepkan obat, tanya fungsi obat dan efek sampingnya. Bila ada antibiotik, ingat-ingat nama dan dosisnya. Apalagi kalau ada riwayat alergi!! Hal ini untuk menghindari kejadian seperti di bawah ini
Misal: D: pak kemarin waktu berobat diberi obat apa saja?
          P: ada obat batuk, pilek, sama antibiotik. Tapi kayanya saya gak cocok sama antibiotiknya! Gatal-gatal badan saya setelah minum itu.
          D: apa nama antibiotiknya pak?
          P: wah lupa dok...
Nah loh, dokternya bingung mau tebak-tebak buah manggis kaannn..

7. Bila anda kurang percaya dengan diagnosa dokter, boleh second opinion. Itu hak anda. Sebelumnya siapkan data-data pemeriksaan dari dokter sebelumnya. Dan yang penting, carilah dokter yang lebih ahli dengan jam terbang tinggi. Jangan sampai kejadian seperti di bawah.
Misal: D: keluhannya anaknya apa bu?
          P: Ini dok, anak saya sakit sesak. Kemarin sudah dibawa ke dokter spesialis paru anak tetapi belum sembuh. Katanya harus di terapi uap.
         D: *apalah arti ilmu guweh dibandingkan sang SpA konsultan paru tersebut -.-"

Sekian dulu sharing saya tentang pasien cerdas. Semoga bermanfaat!

Regards,
Wida


Tidak ada komentar:

Posting Komentar