Rabu, 26 Desember 2012

The Power of Dream

Mari kita ubah diksi sebentar, dari 'aku' ke 'saya' biar rada gimanaaa gitu. Tapi jangan dibawa terlalu serius yak, wkwkwkwkwk...

Tulisan ini saya buat karena beberapa waktu yang lalu terlibat percakapan seru dengan suami. Ari menuduh saya ini orang yang tidak berani bermimpi. Dia bilang karena saya dibesarkan di keluarga yang berkecukupan, jadi semuanya tersedia. Tidak ada jiwa struggle dan kepepet dalam hidup saya. Sementara dia, sepanjang hidupnya selalu dihadapkan pada persoalan finansial. Ditambah beberapa buku Anthony Robbins yang dia baca selama ini mungkin telah menyulut semangatnya  Mungkin dia ada benarnya juga.

Lalu di saat yang sama saya teringat jurnal yang dibuat suami saya bertahun-tahun yang lalu, semasa dia masih di awal karir. Di jurnal itu Ari menuliskan beberapa impiannya yang akhirnya dia buat menjadi target-target spesifik. Saya masih ingat 2 diantaranya itu tertulis:

1. Menikah di usia 25 tahun
2. Membuatkan mesjid untuk mama
3. .. nah, nomor selanjutnya saya sudah lupa, maafkan kepikunan saya..

Alhamdulillah hampir semua target di buku itu sudah diraihnya sekarang di usianya yang ke-31. Walaupun ada beberapa yang off target secara umur (hehe..). Lalu di jurnal yang lainnya saya menjumpai tulisan serupa, namun beda masa. Misalnya, targetnya berubah menjadi : 'menikah dengan Wida'. Saya tertawa saat membacanya karena di bawahnya tertulis, 'bila tidak, akan tertutup karir di oil Co.' Dan benar saja, hampir semuanya sudah tercapai juga.

Melihat kembali ke dalam diri saya, tentu setelah membaca semua itu, saya paham betul tuduhan suami saya. Kali lain kami membicarakannya, dia menantang saya untuk menuliskan impian saya seperti dia.

Ajaibnya tantangan suami saya itu berkecamuk di benak saya, ide-ide bermunculan seperti jangkrik yang berlompatan. Random, very random and unstructurized (kalau memang benar ada kata itu). Dan di sinilah saya menuliskan posting ini yang diberi judul The Power of Dream mengambil jargon terkenalnya Soichiro Honda.

Jadi, menjawab tantangan suami saya, saya akan menuliskan impian saya. Tentu saja di sini tulisannya masih mentah, acak dan tak terstruktur. Saya harap apa yang saya tuliskan di bawah ini nanti akan menjadi bahan bakar untuk menentukan target jangka panjang dan jangka pendek saya nantinya. Berikut hasilnya:

1. Kembali ke tubuh yang dulu lagi, alias kembali langsing seperti waktu gadis
Nah yang ini titipan suami saya, dia minta diletakkan nomor satu. Hahaha.. Bagaimanapun juga kita menikmati hidup sebagai seorang ibu, bagi saya selalu ada bagian dari diri saya yang ingin kembali merasakan nikmatnya langsing seperti seorang gadis. Tentu ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh usaha dan keringat (literaly).. Jadi ini foto saya sekarang.. Oke, saya curang, disini pakai jas, hahaha..



2. Membuat novel science fiction yang laris manis
Kalau ini lebih karena ingin menyalurkan hobi. Dulu saya rajin sekali menulis. Tapi sekarang karena kesibukkan, inspirasi untuk menulis jadi jarang sekali mampir. Come back saya ya dengan menulis blog ini. Mudah-mudahan bisa menulis novel lagi tapi dengan tema yang berbeda. Apalagi dengan bertebarannya buku-buku geoscience Ari di rumah yang membuat saya gatal ingin baca-baca. Mungkin karakter utamanya seorang geoscientist.

3. Mendirikan perusahaan skin care dan kosmetik sendiri
Ini impian saya sejak kecil, dan ini di otak saya benar-benar impian nomor satu saya! Silakan ditertawakan, saya juga kadang tertawa sendiri, apa bisa yaa.. Tapi saya tulis saja karena siapa tahu ini akan jadi cambuk untuk segera menempuh studi PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Kulit dan Kelamin.

4. Own a hybrid car or possibly make one!
Whoaa, ini lebih random lagi. Seriously, saya punya banyak sekali ide-ide tentang konservasi energi. Dan saya rasa kita semua patut memiliki rencana cadangan energi sendiri kalau ingin hidup lebih lama di bumi. Saya memang bukan lulusan teknik atau bukan orang yang tau teori-teori mekanika, tapi saya tidak sabar untuk berdiskusi bersama mereka. Is it possible or is it not?
Gambad diambil dari sini
5. Pasif income minimal 20juta rupiah per bulan
Weww, siapa sih yang nggak mau ongkang-ongkang kaki trus dapet duit. Reaksi Ari waktu saya bilang "enak kali ya kalo per bulan dapet pasif income 20 juta", dia bilang "lah dikit amat, harusnya 20 juta per hari!!" Kemudian dia kembali berbicara tentang inflasi dan betapa 20 juta itu nilainya sangat kecil dalam beberapa tahun mendatang. Jadi mimpi yang #5 ini lebih untuk memotivasi saya untuk belajar enterpreneur. Kalo gak belajar, gimana bisa mimpi #3 bisa terealisasi!!

Hubby, I made it! Sekian sesi bermimpi saya hari ini. Kalau saya kehilangan motivasi, saya akan kembali ke catatan saya sekarang dan melanjutkan impian saya lagi.

Regards,
Wida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar